Efisiensi renang sangat ditentukan oleh teknik, dan Kesalahan Umum pada gerakan tangan seringkali menjadi penghambat utama bagi banyak perenang. Mengidentifikasi dan memperbaiki error ini adalah langkah krusial untuk meningkatkan kecepatan, mengurangi kelelahan, dan mencegah cedera. Memahami anatomi gerakan tangan yang benar akan mengubah cara Anda melaju di dalam air.
Salah satu Kesalahan Umum yang sering terjadi adalah dropped elbow atau siku jatuh selama fase pull (tarikan). Bukannya mempertahankan siku tinggi dan menekan air dengan seluruh lengan bawah (Early Vertical Forearm – EVF), perenang justru membiarkan siku tenggelam, sehingga telapak tangan dan lengan bawah hanya menekan sedikit air. Ini mengurangi daya dorong secara drastis. Untuk memperbaikinya, fokuslah pada drill seperti fist drill (mengepal tangan saat berenang) atau menggunakan paddle kecil. Kedua latihan ini memaksa perenang untuk lebih fokus pada posisi siku dan lengan bawah yang benar. Pada coaching clinic renang di Kolam Renang Nasional Senayan pada 10 Juli 2025, pelatih kepala tim renang Jawa Timur, Ibu Kartika Sari, secara khusus menekankan perbaikan dropped elbow sebagai prioritas utama bagi perenang pemula.
Kesalahan Umum berikutnya adalah crossing over, yaitu tangan yang masuk ke air terlalu dekat dengan garis tengah tubuh atau bahkan melewati garis tengah. Ini menciptakan resistensi air yang tidak perlu dan mengganggu body roll yang seharusnya halus. Dampaknya, perenang harus mengeluarkan tenaga lebih banyak hanya untuk tetap lurus, dan rotasi tubuh menjadi tidak efektif. Untuk mengoreksi ini, cobalah drill zipper di mana jari jempol menyentuh bagian samping tubuh seperti menarik ritsleting dari pinggul hingga ketiak saat pemulihan, kemudian masuk ke air sejajar dengan bahu. Sebuah riset yang diterbitkan oleh Jurnal Fisioterapi Olahraga pada 18 Juni 2025 menunjukkan bahwa perbaikan crossing over dapat meningkatkan efisiensi gaya bebas hingga 10%.
Terakhir, over-reaching atau over-gliding juga merupakan Kesalahan Umum yang mengurangi efisiensi. Ini terjadi ketika perenang terlalu lama mempertahankan posisi meluncur di depan setelah satu kayuhan, menunda masuknya tangan berikutnya ke air. Akibatnya, momentum berkurang dan kecepatan melambat. Untuk mengatasinya, perenang perlu meningkatkan stroke rate atau frekuensi kayuhan. Latihan dengan tempo trainer yang mengeluarkan suara bip secara berkala dapat membantu menjaga ritme kayuhan yang konsisten dan mencegah jeda yang terlalu lama. Dengan fokus pada perbaikan Kesalahan Umum ini, perenang dapat mengoptimalkan setiap gerakan tangan mereka, berenang lebih cepat, dan dengan energi yang lebih efisien.